Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Refleksi puisi "Takut 66, Takut 98" Karya "Taufik Ismail", Sumber energi bagi mahasiswa

Gambar
Oleh: Hadi Ibnu Sabilillah, (Penggiat @Kopel_purwakarta, @pustakaki, @Gusdurian dan PC IPNU Purwakarta) " Takut 66, Takut 98 " Mahasiswa takut pada Dosen Dosen takut pada Dekan Dekan takut pada Rektor Rektor takut pada Mentri Mentri Takut pada Presiden Presiden Takut pada Mahasiswa ( Taufik Ismail, 1998 ) Menurut saya ada 2 kalangan Manusia yang paling bebas di negara ini, yakni "Mahasiswa" dan "Orang gila", Saya mencoba membaca dan memahami penggalan puisi diatas karya seorang sastrawan ternama Indonesia yang mengandung makna mendalam dari sejarah panjang perjuangan mahasiswa dalam progesivitas perbaikan bangsa ini. Puisi itu merupakan rekam sejarah heroisme mahasiswa Indonesia yang tiada pernah henti memperjuangankan takdir negaranya dengan senantiasa mengawal dan mengevaluasi jalannya pemerintahan. Mahasiswa adalah bagian dari pemuda yang mempunyai andil besar dalam sejarah dinamika perkembangan bangsa ini. Mahasiswa ada

Cinta Dan Alam

Gambar
Penulis: Hadi Ibnu Sabilillah A lam  mengacu kepada fenomena dunia fisik dan juga kehidupan secara umum. Skala alam terbentang dari sub-atomik sampai kosmik, kehidupan manusia kerap dihantui oleh wajah murung alam yang kian tidak bersahabat dan sering menuai murkanya di bumi. Anomali lingkungan adalah bukti nyata yang membuat manusia berpikir bahwa alam telah menciptakan dilema dan musibah besar bagi keberlangsungan dan keselamatan hidup manusia.  mengenai musibah banjir yang terjadi beberapa wilayah indonesia sudah merupakan bentuk bencana yang memilukan sekaligus meminta perhatian kita semua. Dalam arti kata bukan hanya tugas pemerintah semata, akan tetapi memerlukan tanggung jawab kita semua untuk bersama-sama menanganinya. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa banjir sesungguhnya bukanlah penyebab, banjir hanya sebagai akibat kerusakan lingkungan. Bencana banjir yang melanda saat ini jelas memperlihatkan kerusakan lingkungan kita yang sudah memprihatinkan. Tidak hanya dipi

Puisi "Bangkit"

Gambar
Indonesia bukan hanya sebaris kalimat Indonesia bukan hanya bendera yang di hormati saja. Indonesia bukan tempat keganduhan yang merajarela Indonesia bukan tempat, hanya aku dan mereka. Bangkit Dalam diam. Bangkit dalam sakit. Bangkit dalam kebodohan. Bangkit, bangkit dan bangkit . Sang saka tak sanggup lagi bicara Garuda menjerit bersorak kesakitan Para pahwan menangis ketakutan Aku dan tuan, hanya Tuhan yang mengendalikan Bangkit, mudaku bangkit. Bangkit, mudiku bangkit. Bangkiiiit dari terkaman kepentingan. Bangkiiit dari perbedaan yang salah paham. Uang, Kekuasaan, Kepentingan, Perbedaan,  Menjadi kesalahgunaan manusia berkedok mulut "keadilan" Tuhan,...... aku bangkit kuatkan aku. Tuhan,...... aku diam bangkitkan aku. Tuhan,......  aku jahat sadarkan aku. Tuhan,......  Indonesia membangkitkan ku. ‎ ~Hadi ibnu~ Purwakarta, 20 Mei 2017

Mencari titik kebahagiaan, Di matamu.

Gambar
Memaknai kebahagiaan adalah sebuah kalimat ringan, tetapi mempunyai arti yang majemuk bagi setiap orang dalam menafsirkannya, Hal yang sederhana dalam mendefinisikannya itu seperti, Kita duduk minum kopi sore hari di sebuah persimpangan jalan di purwakarta, dengan keadaan yang santai dan baik baik saja, itu adalah termasuk kebahagian menurut saya. KBBI menerangkan bahwa “bahagia berarti senang dan tenteram, sejahtera dan beruntung serta gembira”. Kebahagiaan merupakan perasaan yang menunjukkan sikap bahagia, di dalamnya ada unsur senang, tenteram, kesejahteraan dan kenikmatan hidup lainnya. Ada juga sebagian orang yang mengartikan bahagia dengan, ”muda foya-foya, tua kaya raya dan kalau mati masuk surga”, seperti itu juga tidak salah. Tapi umumnya sekelompok orang menganggap kebahagiaan bisa diukur dari kacamata ekonomi, munculah pengelompokkan golongan seperti golongan kelas atas, kelas menengah, kelas bawah dan ekonomi lemah. Dan itu adalah sebab, mengapa banyak orang ya

Secangkir Kopi, Kerinduan.

Gambar
SECANGKIR KOPI, KERINDUAN Oleh : HADI IBNU SABILILLAH Bersama senja “kemesraan hari adalah ketika senja hadir berteman secangkir kopi, menunggu malam yang berwujud kelam” Hari semakin larut dalam hitungan waktu,  lambayung kuning datang lagi membawa ketentraman hati di setiap eloknya hari, tempat manusia diam entah dalam kesendirian ataupun ber’ramai-ramai, langit yang mulai bewarna kekuning-kuningan menyatakan datangnya senja, aku sedikit melamun dalam  waktu  sore itu, teringat senyumnya saat kehangatan dan manis nya kopi yang semakin membuat imajinasi ini semakin sempurna tentangnya. senja “Senja  hari tiba , yang kosong semakin kosong, Yang berisi semakin terbebani, oleh ilusi yang mejadi jadi, Cerah langit menggigit corak warna senja, Kepahitan kopi menjadi mati, ketika datang siluet senyumu, Manis dimata , menyimpan cinta” Gadis  yang selalu mengundang kerinduan  itu bernama wida , seorang gadis yang tidak cantik, tapi banyak kaum pria yang jarang menyadarin

Semangat Berpancasila Dalam Toleransi Purwakarta

Gambar
Semangat Berpancasila Dalam Toleransi Purwakarta Oleh   : Hadi Ibnu  sabil (Pernah terbit di koran pasundan expres)  Negara Indonesia berbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila merupakan falsafah Indonesia dan mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda suku bangsa, agama, bahasa dan adat istiadat namun tetap satu jua. Dasar pemerintahan negara Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, arti dari demokrasi tersebut adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sedangkan Demokrasi Pancasila artinya demokrasi berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Pancasila mampu menjadi landasan dan falsafah serta pedoman hidup bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila telah membimbing lahir batin perjalanan kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam pancasila tercantum kepribadian dan pandangan hidup bangsa yang telah diuji kebenaran, kekuatan, serta kesaktiannya, dan tidak ada satu kekuatan manapun yang mampu memisahkan Pancasila