Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Parpol dan Mahar Dalam Pilkada Serentak 2018

Gambar
Oleh: Hadi Ibnu Sabilillah Partai politik harus berperan aktif menjadi aktor dalam pnyelenggaraan politik di indonesia dan kadernya agar anti korupsi, terlebih harus menyediakan pemimpin-pemimpin yang handal dan progresif, bukan ramai menjelang pemilihan umum saja, apalagi harus menjadi mesin ATM ajang Politik, Atau seperti peristiwa yang saat ini terjadi yaitu pengeluaran Surat keterangan (SK) ganda yang membuat masyarakat kebingungan atas data yang sebenarnya, Parpol selaku menjadi aktor pendidikan politik bagi masyarakat adalah bukti Bahwa parpol saat ini gagal dalam manajemen/komunikasi politik antara pusat dan daerah lebih jauh kegagalan dalam rangka melakukan kaderisasi di partai tersebut. SK Ganda dalam suasana romantisme penyerahan berkas pendaftaran ke KPU di suasana pilkada purwakarta 2018 adalah bukti kegagalan komunikasi politik parpol antara pusat dengan daerah, Dalam tubuh parpol. bagaimana komunikasi politik pusat-daerah dalam menentukan sosok pemimpin daerah ya

Kolecer, Permainan Tradisional yang Hampir Punah

Gambar
Oleh: Hadi Ibnu sabilillah (Pernah terbit di Sinarjabar.com) Kolecer, seperti itu orang sunda menyebutnya yang dalam bahasa Indonesia berarti Kincir Angin ini dibuat dengan bahan sederhana seperti kayu dan bambu. Meskipun terlihat mudah membuatnya tapi ternyata sangat sulit untuk membuat keseimbangan bambu yg di serut menjadi tipis itu. hingga berputar kencang ketika di hantam angin dan mengeluarkan bunyi irama khasnya. Permainan tradisional yang satu ini, begitu saya melihat di antara mainan tradisional yang terpublikasi lainnya, mungkin sudah terlihat tanda-tanda akan punah, karena anak-anak hari ini di sibukan deng game handphonenya. atau memang mainan ini berada di pedalaman yang sulit orang mengenal mainan tersebut? Disetiap daerah pasti ada apalagi di daerah dataran tinggi. Seperti Wanayasa namanya, kecamatan yang sangat strategis dan masih mentradisikan permainan- permainan tradisional setiap musimnya, salah satunya fenomena kolecer (kincir angin) yang sekarang sedang

Sajak Di Penghujung Jalan

Gambar
Kuhempaskan segala keluh kesah kepada waktu yang semakin sendu, nada nada irama katulistiwa mengantarkan angin yang mencekik pada malam pelupuk jiwa, aku ditengah hamparan manusia disudut keramaian kota, menjadi hewan layak lumba lumba. Mengetahui segala berita, merasakan segala suka dan duka hingga menjadi abu abu dalam segala warna. Di penghujung jalan, ada bayi bayi yang menangis haus nan kelaparan, di penghujung jalan ada gadis gadis yang menjual segala barang, di penghujung jalan ada anak anak muda yang sedang pesta huru hara, menikmati segala resah dan duka, menyelami segala bahagia dan dosa, aku adalah anak petani yang tidak tau apa-apa Aku datang tidak tau dari mana asalnya, berjalan terus berjalan hingga menemukan segala yang ada di setiap penghujung jalan. Dipersimpangan jalan aku melihat banyak uang uang yang menjadi berhala tempat manusia menyembah, ada gadis gadis yang menjadi tuan segala nafsu budak pria. Banyak manusia manusia yang menangis di persimpangan jal