Mencari titik kebahagiaan, Di matamu.


Memaknai kebahagiaan adalah sebuah kalimat ringan, tetapi mempunyai arti yang majemuk bagi setiap orang dalam menafsirkannya, Hal yang sederhana dalam mendefinisikannya itu seperti, Kita duduk minum kopi sore hari di sebuah persimpangan jalan di purwakarta, dengan keadaan yang santai dan baik baik saja, itu adalah termasuk kebahagian menurut saya.
KBBI menerangkan bahwa “bahagia berarti senang dan tenteram, sejahtera dan beruntung serta gembira”. Kebahagiaan merupakan perasaan yang menunjukkan sikap bahagia, di dalamnya ada unsur senang, tenteram, kesejahteraan dan kenikmatan hidup lainnya.
Ada juga sebagian orang yang mengartikan bahagia dengan, ”muda foya-foya, tua kaya raya dan kalau mati masuk surga”, seperti itu juga tidak salah.
Tapi umumnya sekelompok orang menganggap kebahagiaan bisa diukur dari kacamata ekonomi, munculah pengelompokkan golongan seperti golongan kelas atas, kelas menengah, kelas bawah dan ekonomi lemah.
Dan itu adalah sebab, mengapa banyak orang yang berlomba-lomba mengejar materi untuk memperoleh kebahagiaan, menghalalkan segala cara dan aturan untuk memperoleh apa yang mereka sebut kebahagiaan.
Kunci untuk mencapai kebahagiaan hidup adalah dengan bersyukur.
”Paulo Coelho” dalam tulisannya yang berjudul All The Marvels of The World, dalam terjemahan bahasa indonesia mengatakan bahwa, ”Kebahagian adalah kemampuan untuk menikmati dan menghargai segala keindahan yang kautemui di dunia, tanpa melupakan sesuatu yang paling dekat denganmu.”
Baiklah, saya akan coba memberikan opini saya tentang kebahagiaan, kebahagiaan adalah “Rasa” yang datang dan singgah untuk sementara ke diri seseorang, dimana ketika kita merasakannya, kita seakan berkata “Ini dia yang aku mau, aku ga butuh apa-apa lagi” tapi perasaan itu hanya untuk waktu yang sebentar.
Mencari titik Kebahagiaan, bagi saya adalah menatap tatapan tatapan mata manusia yang sedang berbahagia, Berarti secara tidak langsung bagi saya kebahagiaan sebenarnya bersumber dari orang lain, orang orang yang ada disekitar kita.
Seperti kita ketahui opini kebahagiaan menurut Plato, “Keadilan, kebenaran, kebebasan, itulah pangkal dari kebahagiaan”, Aura kebahagiaan ini akan terlihat dan terasakan ketika kita menatatap Mata orang orang yang ada sekeliling kita, juga baik orang yang selalu ada disamping kita, jika mereka merasa tentram, aman dan terlihat ceria.
Jangan menjadikan kebahagiaan sebagai sebuah tujuan, karena kebahagiaan bukan tujuan akhir, kalau nyatanya kita bisa merayakan kebahagiaan dengan cara yg sangat sederhana, maka sesederhana itu pula kebahagiaan bisa kita ciptakan.
Banyak alasan kenapa aku ingin mencari titik kebahagiaan di matamu, dimata orang-orang disekelilingku, karena kebahagiaan adalah cinta, yang tumbuh di ladang kelopak mata.
Kekuatan syair Jalaluddin Rumi banyak menghidupkan hati para pembaca, salah satu syairnya adalah.
“Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam”.
Selamat berbahagia, wuwuwu~

Penulis: Hadi Ibnu Sabil (Warga negara indonesia yang biasa-biasa saja)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi puisi "Takut 66, Takut 98" Karya "Taufik Ismail", Sumber energi bagi mahasiswa

SITUS CANDI CIBUAYA

Kolecer, Permainan Tradisional yang Hampir Punah