Puisi "Bangkit"


Indonesia bukan hanya sebaris kalimat
Indonesia bukan hanya bendera yang di hormati saja.
Indonesia bukan tempat keganduhan yang merajarela
Indonesia bukan tempat, hanya aku dan mereka.

Bangkit Dalam diam.
Bangkit dalam sakit.
Bangkit dalam kebodohan.
Bangkit, bangkit dan bangkit .

Sang saka tak sanggup lagi bicara
Garuda menjerit bersorak kesakitan
Para pahwan menangis ketakutan
Aku dan tuan, hanya Tuhan yang mengendalikan

Bangkit, mudaku bangkit.
Bangkit, mudiku bangkit.
Bangkiiiit dari terkaman kepentingan.
Bangkiiit dari perbedaan yang salah paham.

Uang,
Kekuasaan,
Kepentingan,
Perbedaan, 
Menjadi kesalahgunaan manusia berkedok mulut "keadilan"

Tuhan,...... aku bangkit kuatkan aku.
Tuhan,...... aku diam bangkitkan aku.
Tuhan,......  aku jahat sadarkan aku.
Tuhan,...... 
Indonesia membangkitkan ku.

~Hadi ibnu~
Purwakarta, 20 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi puisi "Takut 66, Takut 98" Karya "Taufik Ismail", Sumber energi bagi mahasiswa

SITUS CANDI CIBUAYA

Kolecer, Permainan Tradisional yang Hampir Punah